Rabu, 02 Juni 2010

9. c. Kesimpulan

1. Pesan –pesan Moral Terpenting dalam Perayaan Hari Raya Saraswati
`Inti sari dari perayaan hari Saraswati adalah bahwa dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, maka seseorang itu akan memiliki viveka, yaitu dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk atau mana yang benar mana yang salah. Amatlah sia-sianya ilmu pengetahuan yang dimiliki jika ia tak mampu membela yang benar atau bahwa ia membela yang membayar. Seseorang yang benar-benar telah memiliki pengetahuan yang benar apapun jenis pengetahuannya, ia akan dapat meneropong dengan pengetahuan sesuatu itu benar atau salah berdasarkan disiplin ilmunya. Jika seseorang tahu bahwa berdasarkan disiplin ilmunya seseorang itu melanggar di depan matanya dan ia tidak mampu menghentikan atau paling tidak mengingatkan kepada si pelanggar, maka sia-sialah ilmu pengetahuan yang dimiliki itu. Pedang ilmu pengetahuan harus mampu mencegah kebatilan yang merajalela, demikian itulah pesan terpenting dari hakikat perayaan hari raya Saraswati.

2. Pesan Moral dalam Banyu Pinaruh
Setelah selesai melaksanakan puja Saraswati, keesokan harinya yaitu Redita wuku Sinta umat Hindu menyambut hari Banyupinaruh. Secara etimologi Banyupinaruh mengandung arti “air yang menyebabkan seseorang menjadi tahu tentang sesuatu”. Umat Hindu menyambut hari Banyupinaruh itu dengan melaksanakan penyucian diri dengan cara mandi atau membasuh muka sebagai symbol pembersihan diri. Hal itu dilakukan pada tempat-tempat sumber mata air, pantai, danau dan sebagainya. Selain itu umat Hindu juga memohon tirtha atau air suci Banyupinaruh sebagai simbol telah meminum ilmu pengetahuan.
Sebagaimana mandi dengan air, sebagaimana membasuh muka dengan air, agar manusia memperoleh kebersihan fisik, maka demikian pula manusia harus mandi dan membasuh jiwanya dengan ilmu pengetahuan. Itulah pesan-pesan moral dari perayaan hari Banyupinaruh.




D. Referensi :
1. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, MSi & I Made Artha BA.E. 2007. Samhita Bhisama, Parisada Hindu Dharma Indonesia. Bali : PHDI
2. Dr. Somvir. 2005. 108 Mutiara Veda. Denpasar : Panakom
3. Donder, I Ketut, & Wisarja, I Ketut. 2009. Teologi Sosial, Persoalan Agama dan Kemanusiaan Perspektif Hindu. Yogyakarta : Impulse.
4. Doktrinaya, I Komang Gede.2003. Kiprah dan Gagasan Tokoh Bali Soal Ajeg Bali. Bali : BPD HIPMI Bali

Tidak ada komentar :