1. Pemujaan Saraswati
Dalam Catur Weda terdapat 85 mantra tentang Dewi Saraswati. Terdapat banyak arti dari Saraswati yaitu : pengetahuan, sungai, ucapan, Veda, dan wanita. Mantra-mantra tentang Saraswati dalam Catur Veda direnungkan lalu diartikan oleh Rsi Madhuchanda, Rsi Bhargava, Brahma dan Vasistha. Walaupun dalam mantra-mantra tersebut nama-nama para rsi berbeda-beda, tetapi Dewa dari semua mantra tersebut adalah Dewi Saraswati.
Dalam Purana terdapat tiga dewi yaitu : Saraswati, Laksmi, dan Parwati. Tetapi dalam Veda sedikit berbeda yaitu Ila, Saraswati, dan Bharati. Ketiga dewi tersebut merupakan putri dari Aditi.
Dalam Saraswati Stotra dari Padma Purana disebutkan bahwa Dewi Saraswati duduk di atas bunga teratai yang merupakan symbol spiritualitas dunia. Keempat tangan-Nya melambangkan pengetahuan Catur Veda. Dewa Brahma dan Dewi Saraswati merupakan lambang pengetahuan Catur Veda dan Beliau menciptakan dunia.
Dalam Tantra, Dewi Saraswati dikaitkan dengan energi wanita, yang memiliki 64 jenis keahlian. Dewa Brahma dan Dewi Saraswati adalah “Creative Cosmic Couple”. Mantra yang perlu diucapkan untuk memuja Dewi Saraswati adalah :
“Svetapadmāsanā devi svetapuspopa śobhitā
svetāmbaradharā nityā svetagandhānulepanā
stotrenānena tām devīm jagaddhātrīm sarasvatīm
ye smaranti trisandhyāyām sarvām vidyām labhante te”.
Artinya: “Seseorang yang mengucapkan puji-pujian dengan mantra ini akan mendapatkan segala jenis pengetahuan”. Perayaan hari Saraswati adalah untuk merenungkan diri sejauh mana kita memiliki pengetahuan dan berapa kali kita membaca Veda yang kita sucikan. Perayaan hari Saraswati baru akan berarti bila kita memahami bahwa Veda adalah buku suci. Belajar, mengajar, dan mendengar adalah kewajiban setiap orang baik, sehingga rahasia yang tersembunyi dalam Veda bisa dirasakan.
Seseorang harus membuat hidupnya sebagai yadnya karena menurut Bhagavadgita kehidupan manusia adalah yadnya itu sendiri. Dalam kehidupan peranan para Dewa sangat besar. Dewa Agni merupakan energi dalam kehidupan, Dewa Indra merupakan air dalam badan manusia. Demikian pula halnya dengan pengaruh Dewi Saraswati. Ia memiliki dua peranan dalam kehidupan manusia.
Untuk menghadirkan kedua anugerah tersebut dalam hati kita, perlu dilakukan pemujaan terhadap Dewi Saraswati sebagai prayascita. Seringkali kita menganggap bahwa anugerah Dewi Saraswati hanya sebatas pengetahuan saja, akan tetapi dalam mantra tersebut ditegaskan bahwa dengan anugerah Dewi Saraswati seseorang akan mendapatkan kebijaksanaan dan ucapannya bagaikan amrta, walaupun orang tersebut tidak pernah mendapatkan pendidikan Veda dan pendidikan lainnya.
2. Tentang Hari Raya Saraswati dari Segi Tattwa, Susila, dan Upacara
Dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu (poin 19, Hal : 48, Tentang Hari Raya Saraswati dari Segi Tattwa, Susila, dan Upacara) di sebutkan sebagai berikut :
- Tentang Tattwa :
1. Etimologi.
Saraswati terdiri dari kata : Saras dan Wati
1. Saras berarti sesuatu yang mengalis, dan “kecap” atau ucapan.
2. Wati berarti yang memiliki atau mempunyai. Jadi, Saraswati berarti : yang mempunyai sifat mengalir dan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan.
2. Istilah
1. Dalam ajaran Tri Murti menurut agama Hindu Sang Hyang Saraswati adalah Sakitnya Sang Hyang Brahman.
2. Sang Hyang Saraswati adalah Hyang-Hyangnya Pangaweruh.
3. Aksara merupakan satu-satunya Lingga stana Sang Hyang Saraswati
4. Pengertian odalan Sang Hyang Saraswati
Hari Saniscara umanis wara Watugunung adalah sebagai hari pemujaan turunnya ilmu pengetahuan oleh umat Hindu.
B. Ethika
1. Pemujaan Saraswati dilakukan sebelum tengah hari.
2. Sebelum perayaan Saraswati, tidak diperkenankan membaca atau menulis.
3. Bagi yang melaksanakan “Brata Saraswati” tidak diperkenankan membaca dan menulis selama 24 jam.
4. Dalam mempelajari segala “pangaweruh” selalu dilandasi dengan hati “Astiti” kepada Hyang Saraswati, termasuk dalam hal merawat perpustakaan.
C. Upakara
1. Tempat :
Semua pustaka-pustaka keagamaan dan buku-buku pengetahuan lainnya termasuk alat-alat pelajaran yang merupakan “Lingga stana Hyang Saraswati” diatur dalam tempat yang layak untuk itu.
2. Banten :
Upakara Saraswati sekurang-kurangnya : Banten Saraswati, sodaan Putih Kuning, dan canang selengkapnya.
3. Kekuluh (tirta)
Tirta yang dipergunakan hanya tirta Saraswati, diperoleh dengan jalan memohon ke hadapan Hyang Surya sekaligus merupakan tirta Saraswati, ditempat Lingga Saraswati masing-masing.
4. Pelaksanaan
1. Didahului dengan menghaturkan penyucian, ngayabang aturan, muspa dan matirta.
2. Upakara Saraswati Puja ditetapkan nyejer sampai keesokan harinya.
5. Banyupinaruh (pina wruh) Redite Paing Sinta.
1. Asuci laksana
Di pagi hari umat asuci laksana (mandi, keramas dan berair kumkuman).
2. Upakara
Dihaturkan labaan nasi pradnyan, jamu sad rasa dan air kumkuman. Setelah dihaturkan pasucian/kumkuman labaan dan jamu, dilanjutkan dengan nunas kumkuman, muspa, matirta, nunas jamu dan labaan Saraswati/nasi pradnyan barulah upacara diakhiri/lebar.
D. Sanggraha Kosa (Materi Penyangga)
Hari Raya Saraswati dilengkapi dengan Sanggraha Kosa sebagai berikut :
- Lambang, berwujud wanita cantik bertangan empat dengan atribut-atribut cakepan, genitri, wina, teratai disamping burung merak dan angsa.
- Padewasan
1. Dirayakan hari Saraswati pada Saniscara Umanis Watugunung tampaknya mempunyai kaitan dengan mitologi pawukon, khususnya Watugunung dan Sinta.
2. Untuk itu perlu didalami apa makna, hari-hari pada kedua wuku tersebut.
- Upakaranya
Bentuk, nama dan bahan upakara khusus dalam hubungan odalan Saraswati perlu didalami tentang arti dan maksudnya seperti : cecak, daun beringin, daun keraras, gilingan andong dan jamu.
- Keputusan : Pedoman kepustakaan dalam hubungannya dengan Saraswati antara lain :
- Tutur Aji Saraswati
- Sundarigama
- Medangkemulan
- Purwaning Wariga
Tidak ada komentar :
Posting Komentar