Rabu, 02 Juni 2010

11. c. Sikap Sembahyang Dan Doa Sehari Hari

C.1 Sikap Sembahyang
Sembahyang berasal dari bahasa Jawa Kuno terdiri dari kata “sembah” artinya menghormat, takluk, menghamba, permohonan. Kata Hyang artinya Dewa, Dewi, suci. Jadi kata, “sembahyang” artinya menghormat atau takluk serta memohon kepada Dewa atau yang suci (Tuhan Yang Maha Esa). Dalam sembahyang itu dikandung pula suatu pengertian menyerahkan diri atau menaklukkan diri serta menghamba kepada yang disembah. Di dalam agama Hindu sembahyang itu merupakan wujud nyata kegiatan beragama dengan tujuan untuk menghormat, menyerahkan diri serta, menghamba kepada Tuhan dan yang suci. Yang suci disini dimaksudkan kepada leluhur yang telah suci dan kepada para Maha Rsi yang telah memiliki kesucian itu sendiri.
Dalam sembahyang bersama, maupun dalam sembahyang individu, hendaknya kita mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan oleh PHDI. Dalam sembahyang yang dipimpin oleh seorang pemimpin upacara (Pandita atau Pinandita), maka kita mengikuti tuntunan pemimpin upacara tersebut. Adapun sikap tangan dalam melakukan sembahyang sesuai petunjuk buku Upadesa (1968) adalah sebagai berikut:
a. Kehadapan Sang Hyang Widhi, cakupan tangan diletakkan di atas dahi hingga ujung jari ada diatas ubun-ubun.
b. Kehadapan para Dewa (Dewata), ujung jari-jari tangan di atas, di antara kening.
c. Kepada Pitara (roh leluhur), ujung jari-jari tangan berada di ujung hidung.
d. Kepada sesama manusia, tangan di hulu hati, dengan ujung jari-jari tangan mengarah ke atas.
e. Kepada para Bhuta, tangan di hulu hati, tetapi ujung jari-jari tangan mengarah ke bawah.
f. Pada saat sembah dengan tangan kosong, pada setiap awal dan akhir sembahyang, sikap cakupan tangan, diletakkan di atas dahi seperti pemujaan ditujukan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi.
Tata cara dan urut-urutan atau rangkaian sembahyang disebut kramaning sembah. Tentang kramaning sembah telah ditetapkan dalam seminar kesatuan tafsiran terhadap aspek-aspek agama Hindu tahun 1982, khususnya tentang sikap dan mantram Tri Sandhya. Berkaitan dengan perbaikan teks mntram (bait kedua) Tri Sandhya yang bersumber pada Narayana Upanisad, Mahasabha PHDI di Jakarta, 1991 menetapkan tentang Tri Sandhya dan Kramaning Sembah.
TRI SANDHYA adalah sembahyang yang wajib dilakukan oleh setiap umat Hindu tiga kali dalam sehari. Tri Sandhya, khususnya mantram Gayatri, disamping fungsi utamanya sebagai stave, stotra, atau puja, maka fungsinya sebagai kavaca dan panjara mendorong kita untuk menuju keselamatan jiwa dan raga. Gayatri merupakan mantram pertama dari 6 bait mantram Tri Sandhya yang sangat disucikan bagi umat Hindu. Seperti yang diamanatkan dalam Atharvaveda, mantram Gayatri atau Gayatri mantram adalah Vedamata, ibu dari semua mantram Veda, yang dapat memberikan perlindungan, keselamatan, kegembiraan dan kebahagiaan. Berdasarkan ketetapan Pesamuhan Agung Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) tahun 1990, maka sikap tangan yang digunakan untuk melaksanakan puja Tri Sandhya adalah sikap amustikarana yakni sikap tangan kanan mengepal ditutup dengan jari-jari tangan kiri dan kedua ibu jari bertemu ditempatkan menempel didepan dada. Adapun urutan pelaksanaan Tri Sandhya, aba-aba untuk memulai sembahyang Tri Sandhya yakni: 1. Asana, 2. Pranayama, 3. Karasudhana, 4. Amusti Karana, 5. Tri Sandhya Ngawit. yang perlu diperhatikan pula sebelum memulai Tri Sandhya sebaiknya dilakukan doa pembersihan mulai dari : Pembersihan Tubuh, Posisi Sembahyang, Tangan, dan Pengaturan Nafas. Dan juga sebelum memulai Kramaning/Panca Sembah, sebaiknya dilakukan doa pembersihan sarana persembahyangan mulai dari bunga dan api.

C.2 Doa Sehari Hari
1. penyucian tangan
a. tangan kanan diatas tangan kiri
Om Suddhamam swaha
artinya: Om Hyang Widhi semoga tangan hamba bersih.

b. tangan kiri diatas tangan kanan
Om Hati suddhamam Swaha
artinya: Om Hyang Widhi semoga tangan hamba bersih.

2. Panganjali dan Parama Santih
a. Om Svasti astu
artinya: Om Hyang Widhi semoga hamba selalu dalam keadaan selamat atas karunianya.
b. Om Santih santih santih Om
artinya: Om Hyang Widhi semoga damai dihati damai di Dunia damai selalu.

3. Memulai suatu pekerjaan atau untuk mengucapkan selamat atas prestasi baru yang akan dicapai.
a. Om Awighnam astu namo siddham
artinya: Om Hyang Widhi, semoga tiada halangan, semoga tujuan tercapai.
b. Om sidhirastu Tatastu Swaha
artinya: Om Hyang Widhi hormat kami semoga semua berhasil dan sukses dengan baik

4. Bangun Pagi
Om utedanim bhagavantah syamota
prapitva uta madhye ahnam,
utodita maghavan suryasya vayam
devanam sumatau syama.
artinya:
Om Hyang Widhi, hamba memujamu, bahwa hamba telah bangun pagi dalam keadaan selamat.
5. Membersihkan Diri
a. cuci tangan
Om Ang Argha dwaya ya namah.
artinya: Oh Hyang Widhi, semoga kedua tangan hamba bersih.
b. Cuci Kaki
Om Pang Pada Dwaya ya namah
artinya: Oh Hyang Widhi semoga kedua kaki hamba bersih.
c. Berkumur
Om Jang jihwaya ya namah
artinya: Oh Hyang Widhi semoga mulut (lidah) hamba bersih.
d. Menggosok gigi
Om Sri Dewi Bhatrisma Rogini Ya Namah
artinya: Oh, Hyang Widhi, Dewi Sri Bhatrisma Yogini, semoga gigi hamba bersih.
e. Mandi
Om Ganga amrta ya Namah
artinya: Oh Hyang Widhi, semoga air (gangga) ini membersihkan kehidupan.

Om Sarira Parisuddham Swaha
artinya: Oh Hyang Widhi, semoga badan hamba menjadi bersih
f. keramas atau cuci rambut
Om Ganga namurteya namah
Om Grin Siwagriwa ya namah
artinya: Oh Hyang Widhi, semoga air (gangga) ini menjadi amrta dan membersihkan segala kekotoran kepala hamba.

6. Potong Ternak
Om Pasu pasaya wimahe,
Sirasca daya dhimahi,
tanno jiwah pracodayat,
Om Santih, Santih, Santih Om
artinya: Oh Hyang Widhi, ternak ini hamba ikat dan hamba potong lehernya untuk hamba persembahkan dengan pikiran suci, semoga jiwa/rohnya mendapat supat (peningkatan), semoga damai,damai, damai selalu.

7. Yajna Sesa
a. Yajna sesa untuk para Bhuta
Om Sarwa Bhuta sukkha pretebhyah swaha
b. Yajna Sesa untuk para Bhuta
Om Buktiantu pitara Dewan, bukti mukti wara swadah, Ang, Ah.
c. Yajna Sesa untuk para Dewata
Om Dewa Amukti, sukham Bhawantu, purnam bhavantu, nama nama Swaha.
d. Om Sarwa Bhuta Sukkha Pretebhyah Swaha
Artinya: Oh Hyang widhi, Semoga Para Bhuta senang menikmati makanan ini dan sesudahnya supaya pergi, tidak mengganggu.

8. Mantra Makan
a. Menghadapi makanan
Om am kham khasolkaya Isanaya namah Swaha, Swasti, Swasti sarwa Dewa Bhuta pradhana purusa Sang Yogya ya namah.
artinya:
Oh Hyang Widhi, yang bergelar Isana (bergerak cepat) para Dewa Bhuta, unsure Pradhana, Purusa, Para Yogi, semoga senang berkumpul menikmati makanan ini.
b. Mulai Makan
Om Amrtadi Sanjiwani ya namah Swaha
artinya: Oh Hyang Widhi, semoga makanan ini menjadi amrta yang menghidupkan hamba.
c. Sesudah Makan
Om Mogham annam vindate apracetah
satyam bravimi vadha it sa tasya
naryamanam pusyati no sakhayam
kevalagho bhavati kevaladi.
artinya:
orang yang tidak bijaksana memanfaatkan makanan sebaik-baiknya, aku katakana terus terang, ia sama saja dengan orang mati. ia tidak membagikan makanan kepada rekan-rekannya dan orang yang makan sendiri, akan menanggung dosa sendiri pula.

9. Selesai Bekerja
Om dewa Suksma Paramacintyaya namah swaha
sarwa karya prasidhatam
Om Santih, Santih, Santih Om
artinya:
Oh Hyang Widhi, Parama Acintyta yang maha gaib, atas AnugrahMU, segala pekerjaan hamba senantiasa mengarah kepada Mu yang baik itu.

10. Puja Mantra/Doa Dalam Sembahyang
• Sikap Sempurna (Asana)
Om Prasada Sthiti Sarira Siwa Suci Nirmala Namah Swaha.
artinya:
Oh Hyang Widhi dalam Wujud Siwa Suci tak ternoda, hormat hamba, hamba telah duduk dengan tenang.
• Pranayama ( mengatur nafas)
a. Puraka (tarik nafas)
Om Ang Namah
artinya: Oh Hyang Widhi dalam aksara Ang pencipta, hamba hormat.

b. Kumbhaka (tahan Nafas)
Om Ung Namah
artinya: Oh Hyang Widhi dalam aksara Ung pemelihara, hamba hormat.

c. Recaka (keluarkan Nafas)
Om Mang Namah
artinya : Oh Hyang Widhi dalam aksara Mang pelebur, hamba hormat.
• Mantra Untuk Dupa
Om Ang Dhupa dipastra ya namah
artinya: Oh Hyang widhi, Hamba persembahkan Dupa ini.
• menyucikan bunga/kembang dengan puja
Om Puspa-dantaya namah swaha
artinya: Oh Hyang widhi, semoga puspa ini menjadi suci
• Keramaning Sembah
a. Sembah Puyung/tangan kosong:
Om Atma Tatvatma suddha mam Svaha
artinya: Om Atma, Atmanya kenyataan ini, sucikanlah hamba.
b. Menyembah Sang Hyang Widhi sebagai Sang Hyang Aditya dengan Bunga.
Om Adityasya param jyoti
rakta teja namo’stute
sveta pankaja madhyastha
bhaskaraya namo’stute
artinya:
Om, sinar Surya yang maha hebat, engkau bersinar merah, hormat padamu, engkau yang berada ditengah teratai putih, hormat padamu pembuat sinar.
c. Menyembah Tuhan Sebagai Ista dewata dengan kembang / kwangen
Om Namo deva adhisthanaya
sarva vyapi vaisivaya
padmasana ekapratisthaya
ardhanaresvari ya namo’namah
artinya:
Om, kepada Dewa yang bersemayam yang tinggi pada tempat yang sangat luhur, kepada Siwa yang sesungguhnya berada dimana-mana, kepada dewa yang bersemayam pada tempat duduk bunga teratai sebagai satu tempat, kepada Ardhanareswari hamba menghormat.
d. Penyembah Tuhan sebagai pemberi anugrah dengan kewangen
Om Anugraha manohara
deva dattanugrahng diberikan para deva pujaan semua pujaan, hormat pada-Mu pemberi semua anugrah. deva-devi yang sangat berhasil yang berbadan yajna berpribadi suci, kebahagian kesempurnaan panjang umur, tiada rintangan gembira dan kemajuan, (demikian dianugrahkan-Nya).
e. Sembah Puyung
Om deva Suksma Paramacintyaya namah Svaha.
artinya: Om, Hormat pada Tuhan Yang gaib, tak terpikirkan.

11. Pemercikan tirtha Wasuhpada:
a. Pemercikan tiga kali
Om Ang Brahma amrta ya namah.
Om Ung Wisnu amrta ya namah
Om mang Iswara amrta ya namah
artinya: Oh Hyang Wdhi bergelar Brahma, Wisnu, Iswara, hamba memuja-Mu semoga dapat memberi kehidupan (dengan tirtha ini)
b. Minum tirtha tiga kali
Om Sarira paripurna ya namah
Om Ang Ung Mang Sarira siddha pramantya ya namah,
Om Um Ang samo sampurnaya namah
c. Meraup, percikan tirtha kemuka
Om Siwa amrta ya namah,
Om Sadasiwa amrta ya namah
Om Parama siwa amrta ya namah.
artinya:
Oh Hyang Widhi (Siwa, Sadasiwa, Parama-siwa) hamba memuja-Mu semoga memberi amrta pada hamba.

12. Memasang Bija
a. Bija untuk di dahi
Om sriyam Bhawantu
artinya: Oh, Hyang Widhi semoga kebahagiaan meliputi hamba.
b. Bija di bawah tenggorokan
Om Sukham Bhawantu
artinya: Oh Hyang widhi semoga kesenangan selalu hamba peroleh.
c. Bija untuk di telan
Om Purnam Bhawantu
Om Ksamasampurnaya namah svaha
artinya: Oh Hyang widhi semoga kesempurnaan meliputi hamba, Oh Hyang widhi semoga semuanya menjadi bertambah sempurna.

13. Meninggalkan tempat suci
Om Ksamasvamam mahadevah
sarvaprani hitankarah
mam moca sarva papebhyah
palayasva sadasiva.
artinya:
Oh Hyang Widhi ( Mahadewa) pencipta segala Makhluk, ampunilah dosa hamba, bebaskan hamba dari segala macam dosa, lindungilah dan tuntunlah hamba kejalan yang benar, Oh Hyang Widhi Sadasiwa.

14. Puja Mantra/Doa Menghaturkan sesajen:
a. Pemeriksaan air suci/tirtha
Om mang parama Siwa amrta ya namah svaha
artinya: Oh Hyang widhi parama siwa dalam aksara Mang pelebur mala, menganugrahkan amrta.
b. puja padmasana
Om anantanasana padmasana ya namah
artinya:
Oh Hyang widhi, yang bersinggasana di padmasana/lambing teratai suci/yang tiada terbatas, hanya memuja-Mu.
c. Puja Deva Pratistha
Om Ang dewa Pratisthaya namah
artinya: Oh, Hyang Widhi, semoga Hyang Widhi beristana dalam kesucian bhakti hamba dalam ucapan Ang Pencipta Alam.
d. menghaturkan bunga menurut Varna
misalnya dengan lima warna bunga.
Om Puspa panca warna ya namah svaha
e. penyucian sesajen
Om kara Murcyate, pras-pras pranamya y namah svaha
artinya:
Oh Hyang Widhi, engkau adalah Omkara bentuk aksara suci, semoga upacara hamba menjadi sempurna, sempurna, sempurna untuk bhakti kepada-Mu.
f. Ngayaban sesajen untuk para Dewa/Tuhan Yang Maha Esa.
Om Dewa Amukti, Sukham Bhawantu, purnam bhawantu, sriym bhawantu, namah-namah svaha.
g. Menghaturkan sesajen untuk leluhur
Om buktiantu durga katara, buktiantu kalamevaca, buktiantu bhuta butanah.
artinya:
h. Menghaturkan segehan
Om Buktiantu durga katara, buktiantu kalamevaca, buktiantu bhta butanah
artinya:
Oh Hyang Widhi, hamba menyuguhkan sesajen kepada Durgha kepada kalamewaca dan kepada Bhuta butangah.


Tidak ada komentar :